Transparansi Investigasi dan Akuntabilitas Pasca Musala Ambruk Keluarga menuntut polisi mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas musala ambruk di Ponpes Alkozini Sidoarjo. Tragedi ini lebih disebabkan oleh kelalaian manusia daripada bencana alam. Setelah evakuasi, penyelidikan yang transparan dan cepat diminta, dengan wali siap memberikan pernyataan.
Kelalaian Struktural dan Standar yang Lebih Ketat untuk Sekolah Agama Keruntuhan tersebut ditandai sebagai bencana yang dipicu oleh kelalaian struktural dan integritas bangunan yang tidak memadai. Pengawasan dan standar pembangunan sarana pendidikan keagamaan harus lebih ketat. Komisi 8 DPR akan mendorong pemerintah menyederhanakan perizinan dan memberikan subsidi IMB bagi pesantren untuk memastikan kepatuhannya. Izin pendirian pesantren memerlukan evaluasi untuk mencegah hilangnya nyawa di kemudian hari.
Kesedihan, Penerimaan, dan Tuntutan Keadilan Dengan 67 kematian yang dilaporkan, keluarga menerima pencarian yang dihentikan sebagai takdir sambil menuntut tindakan hukum jika terjadi kesalahan manusia. Pihak berwenang diharapkan untuk memulai penyelidikan tanpa menunggu laporan dan melanjutkan secara transparan. Tanggung jawab harus ditentukan dan konsekuensi diterapkan secara proporsional. Status sosial, termasuk kepemimpinan agama, seharusnya tidak melindungi siapa pun dari pertanggungjawaban.
Penyimpangan Izin, Fondasi yang Lemah, dan Risiko Kelebihan Kapasitas Catatan lokal menunjukkan konstruksi di bawah standar: tidak ada IMB, kemungkinan tidak ada AMDAL, dan pondasi yang kekurangan tulangan cakar ayam. Warga telah memperingatkan tentang metode pembangunan yang tidak tepat, tetapi kekhawatiran mereka dilaporkan diabaikan. Perencanaan dan arahan di dalam pesantren diharapkan dapat dilacak kepada mereka yang berwibawa, terutama di tengah perluasan bertingkat dan kepadatan penduduk. Jika kelalaian diverifikasi, tersangka harus disebutkan namanya dan prosesnya ditangani secara transparan.
Evakuasi yang Sulit dan Pembaruan Identifikasi yang Berkelanjutan Awak penyelamat bekerja di tengah puing-puing dan puing-puing logam sambil menjaga para penyintas, membuat operasi menjadi sulit. Koordinasi dengan Basarnas dan tim identifikasi korban tetap terjaga, dengan rilis identifikasi diperbarui seiring perubahan nomor. Keluarga melacak pembaruan dan melanjutkan ke Polda dan RS Bhayangkara saat identifikasi baru diumumkan.