Domino Runtuhnya Rupiah Krisis moneter yang parah melanda Indonesia pada tahun 1997 ketika Rupiah anjlok dari sekitar 2.500 menjadi 16.000 per dolar AS, dipicu oleh gejolak keuangan regional dari Thailand. Devaluasi yang tajam melumpuhkan sistem perbankan dan mengganggu aliran modal ke sektor riil. Efek berjenjang mengekspos kerentanan dalam kerangka ekonomi nasional.
Gejolak Ekonomi dan Kerentanan Struktural Landasan ekonomi bangsa semakin dilemahkan oleh utang luar negeri yang besar dan pembangunan yang tidak merata yang memperdalam kesenjangan sosial-ekonomi. Kepercayaan investor memudar, memicu PHK yang meluas dan menciptakan kekurangan barang-barang penting karena harga melonjak ke atas. Korupsi yang merajalela dan pertumbuhan yang salah urus menambah tekanan ekonomi di berbagai sektor.
Politik Otoriter dan Mengikis Legitimasi Kontrol politik yang tersentralisasi dan manipulasi kemenangan pemilu di bawah Presiden Soeharto menekan cita-cita demokrasi dan menghambat reformasi politik. Undang-undang yang membatasi dan dominasi lingkaran dalam dalam penunjukan mendorong iklim ketidakpuasan dan kecurigaan di antara penduduk. Erosi kepercayaan publik dipercepat oleh malpraktik sistemik dan tidak adanya akuntabilitas politik yang berarti.
Keresahan Sosial yang Dipicu oleh Ketidaksetaraan Kesenjangan pendapatan yang melebar dan meningkatnya pengangguran memicu keresahan sosial yang hebat dan kebencian publik yang meluas. Ketidakpuasan berubah menjadi kekerasan massa, dengan kerusuhan yang ditargetkan terhadap komunitas etnis Tionghoa yang mencerminkan rasa frustrasi yang mendalam. Protes massa meletus ketika warga menuntut perubahan mendasar untuk memulihkan keadilan dan kesetaraan sosial.
Jatuhnya Soeharto dan Fajar Reformasi Meningkatnya tekanan publik, ditandai dengan demonstrasi yang dipimpin mahasiswa dan perbedaan pendapat tingkat menteri yang tinggi, memaksa perhitungan dengan pemerintahan otokratis yang sudah berlangsung lama. Pertemuan yang menentukan dan surat menteri yang konsekuensial mengkristalkan tuntutan pengunduran diri Presiden Soeharto. Pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998, membuka jalan bagi kepemimpinan baru di bawah BJ Habibie dan menandai dimulainya Era Reformasi Indonesia.